SDGs Desa adalah upaya terpadu dalam mewujudkan tujuan percepatan pembangunan desa secara berkelanjutan. SDGS sendiri merupakan singkatan dari istilah Sustainable Development Goals dengan ruang lingkup desa dan merupakan role model pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan dalam kebijakan prioritas penggunaan Dana Desa Tahun 2021.

Dalam mewujudkan itu, pemerintah desa melaksanakan tahapan-tahapan sebagaimana petunjuk yang telah ditetapkan dengan merumuskan personalia yang akan bertanggungjawab untuk memastikan proses pendataan SDGS Desa berjalan dengan lancar dan sukses. Personalia yang dimaksud adalah aparatur pemerintah Desa yang terdiri kepala desa (Pembina), Sekretaris Desa (Ketua), Kasi pemerintahan (sekretaris), Anggota terdiri dari Unsur Perangkat Desa, Ketua RW, Ketua RT, Unsur Karang Taruna, Unsur PKK, Unsur masyarakat lainnya yang bersedia menjadi relawan pendata. Sedangkan yang menjadi mitra suksesnya agenda pemutahiran data sdgs desa ini meliputi Pendamping Desa, Babinsa, Babinkamtibmas, Mahasiswa yang berada di Desa.

Untuk membantu secara tekhnis dalam pelaksanaan pendataan ini, berdasarkan rapat koordinasi tim Pokja SDGs Desa, dianggap perlu melibatkan personalia yang masih fresh graduate, lulusan perguruan tinggi, guru maupun mahasiswa yang masih aktif kuliah untuk menjadi tim pencacah (enumerator) yang nantinya akan membantu tim Pokja. Tim pokja dan tim pencacah desa dalam menjalankan tugasnya dibekali instrumen penggalian data yang tertuang dalam kuesioner dari Kemendesa dalam rangka melakukan pemutakhiran data secara up to date untuk memotret kondisi desa dalam berbagai bidang, sehingga nantinya dari data tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan/ kebijakan dalam perencanaan pembangunan desa dari tahun ke tahun, dengan merujuk pada delapan belas target utama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021, setidaknya ada 18 tujuan dan sasaran pembangunan melalui SDGs Desa tersebut, yaitu: Desa tanpa kemiskinan, Desa tanpa kelaparan, Desa sehat dan sejahtera, Pendidikan desa berkualitas, Desa berkesetaraan gender, Desa layak air bersih dan sanitasi, Desa yang berenergi bersih dan terbarukan, Pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi desa, Inovasi dan infrastruktur desa, Desa tanpa kesenjangan, Kawasan pemukiman desa berkelanjutan, Konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan, Pengendalian dan perubahan iklim oleh desa, Ekosistem laut desa, Ekosistem daratan desa, Desa damai dan berkeadilan, Kemitraan untuk pembangunan desa, Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif. Tujuan dan sasaran ini tidak terwujud hanya satu tahun, tapi berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu perlu kerjasama yang baik beberapa pihak dan konsisten dalam mengawal program ini hingga benar-benar tercapai.

Kegiatan sosialisasi dan bimtek SDGs Desa di Desa Curahlele telah digelar dua 2 hari, di hari pertama melibatkan Pokja, Kasun, RT dan RW, sedangkan dihari kedua bagi Tim Pencacah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari bakda taraweh.

Dalam sambutannya pada Bimtek tersebut, kepala Desa Curahlele H. Abdul Hamid menghimbau kepada tim yang sudah bertugas agar betul-betul kerja keras, semangat dan bertanggungjawab akan tugasnya, karena hasil pendataan ini sangat penting dan akan menjadi pertimbangan kebijakaan pembangunan Desa, tidak hanya satu tahun, tetapi akan berkelanjutan. Lebih lanjut, kepala Desa menambahkan, bahwa para petugas harap saling koordinasi dan komunikasi secara intens setiap progres pendataan, karena setiap minggunya akan di evaluasi agar data yang diperoleh betul-betul valid dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya."

Didi sebagai pendamping desa Kecamatan Balung dan sekaligus sebagai Fasilitator dalam bimtek tersebut berharap agar para tim pencacah dan admin teliti betul, mulai dari penggalian, verifikasi hingga melakukan input data pada aplikasi SDGS Desa. Mengaca dari beberapa hasil bimtek di desa lain, terjadi penumpukan data dalam aplikasi, karena data yang sudah terinput tidak dapat diubah, pilihannya hanya  dua, menghapus dan menyimpan saja. Oleh karenanya, strategi yang harus dilakukan pencacah agar memaksimalkan data hard copy terlebih dahulu. Setelah data tersebut benar-benar valid, maka dapat diinput secara bersama-sama, sehingga jika ada kekeliruan dapat diantisipasi." Sebagai motivasi dalam bimtek tersebut, Didi menyampaikan filosofi dari Bung Karno, " jangan tanya negara sedang memberi apa kepadamu, tetapi tanyalah pada diri kalian sendiri, telah berbuat apa kalian kepada negaramu". Terang Didi dalam penutup bimtek.

Mashuri sebagai pendamping Lokal Desa, menghimbau kepada Tim Pencacah, "karena personil pendataan ini masih muda-muda, amanah yang telah dimandatkan ini harus benar-benar dapat dilaksanakan dengan maksimal. Kemajuan Desa ini, tidak lepas dari kontribusi kalian semua dan akan memiliki efek pada kemajuan di masa mendatang. Jangan berpangku tangan, teruslah bersemangat, jalin komunikasi aktif satu sama lain, baik antar pencacah maupun dengan POKJA, Kasun, RT dan RW. Kedepan, saya optimis Desa Kita Maju dan Mandiri." Tutup Mashuri. (Co. M.Nur)